Desa terkaya di Tiongkok, Huaxi, merayakan ulang tahun ke-50 pada Sabtu lalu (8/10). Perayaan itu bertambah meriah dengan diresmikannya megaproyek di desa yang terletak di timur Kota Jiangyin, Provinsi Jiangsu, timur Tiongkok, tersebut. Salah satu di antaranya kompleks hotel bintang lima atau supertower setinggi 328 meter.
Bangunan yang berbentuk menyerupai trofi tersebut diresmikan Sabtu lalu. Di tengah perekonomian dunia yang sedang diterpa krisis, megatower itu merupakan simbol kekuatan ekspansi ekonomi Tiongkok. Gedung pencakar langit itu terutama akan dioperasikan sebagai tempat jamuan makan mewah dan hotel berbintang lima. Pembangunannya telah menghabiskan dana CNY 3,5 miliar (sekitar Rp 3,85 triliun).
Dengan setinggi 328 meter, bangunan tersebut tercatat sebagai gedung tertinggi ke-15 di dunia. Dari tempat resepsi berbentuk daun emas hingga lantai 60 yang berlapis emas tipis, bangunan itu memancarkan kekayaan dan kemewahan. Fitur paling membanggakan di hotel tersebut adalah patung sapi dari emas solid seberat satu ton senilai CNY 300 juta (sekitar Rp 330 miliar). Tak hanya itu, hotel 826 kamar tersebut dilengkapi banquet hall yang bisa menampung 5 ribu tamu. Gedung pencakar langit tersebut dibangun atas gagasan Wu Renbao. Dialah tokoh yang berada di balik transisi 40 tahun Huaxi dari desa kecil menjadi wilayah konglomerasi dalam bidang industri baja, perkapalan, tembakau, dan tekstil. Pengusaha 84 tahun itu pun dipuji karena keberhasilan dalam mengubah Huaxi menjadi salah satu desa terkaya di Tiongkok.
Wu mengaku terinspirasi oleh kota-kota besar di Timur Tengah dalam membangun desanya. ’’Tower ini memang ide saya,’’ tuturnya. ’’Kami belajar dari Dubai, tetapi menyesuaikannya dengan situasi domestik. Kami memutuskan tinggi (hotel) 328 meter karena itu setinggi bangunan tertinggi di Beijing,’’ ungkapnya. Huaxi tercatat sebagai desa terkaya di Tiongkok karena memiliki produk domestik bruto (PDB) CNY 50 miliar (sekitar Rp 55 triliun) pada 2010. Setiap individu pembayar pajak menyumbang pemasukan CNY 850 ribu (sekitar Rp 935 juta). Populasi desa seluas 30 kilometer persegi itu hanya sekitar dua ribu orang. Lima dekade lalu Huaxi merupakan desa miskin. Saat ini desa tersebut memiliki banyak industri skala kecil dan menengah, industri kapal, layanan helikopter bagi para pengunjung dan promosi wisata udara. ’’Tahun ini PDB Huaxi bisa melonjak 10 persen dibandingkan tahun lalu,’’ kata Sekjen Partai Komunis Huaxi Wu Xie’en.[blog.indojunkers.com]
Tidak ada komentar:
Posting Komentar